“DENGAN SEMANGAT NATAL, KITA TINGKATKAN PELAYANAN YANG BERMARTABAT
KEPADA PELANGGAN MELALUI KARYA NYATA SECARA IKHLAS, JUJUR DAN BERTANGGUNGJAWAB”
Tema ini mengingatkan saya akan
cerita Autobiografi Thomas Alfa Edison.
Dia lahir dalam masa kegelapan.
Ortu-nya miskin. Setiap pagi,
ketika hari masih gelap dia sudah bangun dan cepat-cepat ke stasiun KA. Di
tengah keramaian orang dia menjejelkan
Koran dalam suasana setengah terang antara hari masih malam dan matahari hendak
terbit diufuk Timur, tapi dia nekad
lakukan kerjaan itu sambil berteriak-teriak: Koran-koran……
kayaknya dari perjuangan-2nya di masa belum ada Listrik itulah dia dikaruniai Tuhan talenta untuk
memikirkan terang, secercah cahaya
untuk kehidupan. Akhirnya melalui keuletannya yang luar biasa dia menciptakan
bola lampu. Maka terjadilah terang di sekitar kita.
Sehingga Joesandi dalam mengiklankan
bola lampu di televisi beberapa tahun lalu dia menyampaikan satu ungkapan yang
lucu sekali dan mudah diingat. Ungkapan Joesandi yang terkenal ketika itu adalah
ini: Terang….terus… terus…terang….Anak ayamku turun 10 mati 2 tinggal 8. Terus
…. terang--- terang….terus. Terang…… terang……. Terus…….
Dan acara family 100 telah meng-interview
100 Responden. Mereka ditanya. Jika tiba-tiba terjadi gelap karena Listrik mati
maka apa yang biasa dilakukan orang? Dan
Responden TV spontan katakan: Tidur.
Duduk manis di deker. Kalau menurut
bapa-bapa apa yang dilakukan ketika terjadi gelap? SMS dan Telp……gampang kan? Tapi Nilainya
Cuma 10. Yang mendapat nilai tinggi
adalah:
Ibu-ibu pada teriak ……marah-marah
panggil-panggil he…ama.... mana
Lilin …. dan anak-anak pada nangis……Mama…mama….gelap Waduh payah ne ada keributan besar.
Makanya terang…terus….terus terang.
Anak bola lampu ada 10, mati 2 tinggal
8. Masih bisa Terang ….terus….. terus…terang.
Ya begitulah bentuk-bentuk
KERINDUAN/HARAPAN AKAN TERANG UNTUK MENGUSIR KEGELAPAN.
Memang Sifat terang itu menembus KEGELAPAN.
Mengusir kegelapan. Menerangi lingkungan sekitar. Karena itu jika tiba-tiba terjadi gelap maka orang
spontan teriak….. Mama….
Artinya Siapapun tidak suka
gelap. Karena Tidak mengenakan. Orang katakan bahwa ternyata gelap itu
menciptakan 3 serangan sekaligus
dalam hidup kita yaitu SERANGAN: SMS: Sumpek (Pikiran Sumpek,
Perasaan Mumet dan Hati
Suntuk) à bukan
SMS : Susah Melihat orang Senang. Senang Melihat orang Susah.
Ibu-bapa dan saudara/i Kel Besar PT
PLN Nias dan Mitranya yg terkasih….
Kalimat sentral
dari Tema Perayaan Natal kita adalah kata : TERANG. Dan Tema ini
merupakan ringkasan dari Prolog Injil Yohanes yang memulai Injilnya dengan kata-kata yang paling tegas:
In Principio, pada prinsipnya, 1:1 Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah
terang manusia. 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu
tidak menguasainya. 1:9 Terang yang
sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 1:11
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak menerima-Nya. Saudara/i…… tks
Kata Terang dalam
Prolog Yohanes diulang sampai 6 x. Ini merupakan ungkapan Personfikasi dari
Kebijaksanaan dan keputusan Allah terhadap manusia. Sementara Isi dari Prolog Yohanes
ini berbicara tentang: Pewahyuan diri Allah dan bagaimana Allah
menjelaskan diriNya agar kita dapat menangkap KebijaksanaanNya.
Ternyata Keputusan
dan Kebijaksanaan Allah yang paling menakjubkan manusia – menggemparkan dunia dan
seluruh isinya adalah : “Kelahiran
PutraNya di dunia sebagai manusia di tengah malam yang sunyi - malam kudus.”
Keputusan
Allah itu terjadi dalam sejarah keselamatan manusia yang panjang sekali.
Malam kudus itu adalah malam kegenapan janji Allah kepada
manusia.
-Sesudah beribu-ribu abad dunia diciptakan
-Sesudah 18 abad Abraham dipanggil Allah ---> ke luar dari
Kota Ur
-Sesudah 12,5 abad Musa diutus Allah, memimpin bangsa
terpilih
-Sesudah 10 abad Daud dipilih Allah menjadi Raja
-Setelah Bunda Maria
menerima Kabar Gembira dari Malaikat Gabriel:
“Engkau
akan mengandung dari Roh kudus dan melahirkan
seorang anak dan hendaklah
engkau
menamai Dia Yesus…”
-Setelah Yohanes Pembaptis berseru-seru di padang gurun: “Luruskanlah jalan bagi
TUHAN,
Persiapkanlah jalan bagiNya”.
Maka
Lahirlah Penebus Dunia, Dia-lah Emanuel = Allah beserta kita. Allah sendiri yang ambil inisiatif
untuk MENCAHAYAI – MENERANGI HIDUP MANUSIA.
Inilah peristiwa “Incarnasi” Allah merendahkan DiriNya yang Transenden –
Tinggi mengatasi ciptaanNya Namun ingin menjadi manusia.
Karena itu merayakan Natal berarti : MERAYAKAN
KESETIAAN KEPADA MANUSIA. Dan itu
terjadi dalam suasana gelap hanya bintang-binatang menjadi Terang – mencahayai
peristiwa itu. Dan kemudian hari ini kita bernyanyi: “Malam
kudus - sunyi-senyap, BintangMu, gemerlap ….telah lahir Juru - slamat….”
Itulah Malam kelahiran Yesus Kristus, Juruselamat dunia. Malam
itu di padang Efrata para Malaikat Allah bernyanyi:
= Gloria in Ex Celcis Deo et Pax in Hominibus et in
terra =
= “Terpujilah
Allah di langit yang tinggi dan damai sejahtera bagi manusia di bumi”
Malam itu
juga di padang-padang Bethlehem, para gembala membuang langkah, bergegas
mencari Raja Damai, yang menerangi dunia. Yang mencahayai nurani manusia.
Itulah kisah singkat malam kudus 2000 tahun yang lalu.
Ibu-bapa….,
sidang perayaan Natal yang dikasihi
Tuhan,
2000 tahun telah berlalu, sejak ketika itu lagu: Damai
dilantunkan, dan sudah beribu-abad, bertahun-tahun sudah, manusia menyanyikan lagu damai, mengenang Dia yang hidup dan karena Dia hidup dalam dunia yg suram maka terjadilah terang
bagi manusia. Dia adalah Terang itu yang mencahayai PADANG-PADANG NURANI
MANUSIA agar hidupnya menjadi TERANG bagi sesamanya.
TETAPI Kita
lalu memeluk TERANG dan DAMAI macam apa dalam perjalanan sejarah hidup kita di
tahun ini?
Dari tahun
ke tahun, bulan ke bulan, kita melihat, mendengar, merasakan dan mengalami bahwa sering terjadi: Percecokan = Terorisme
= pembunuhan. Penipuan = kebohongan. Visi kita : Melayani tanpa upah tapi
Komisi tinggi. Bertanggungjawab atas tugas tanpa pamrih tapi banyak hari libur
dan isin pribadi.
Usaha untuk mencari perdamaian, sering memakai metode ATASAN-bawahan.
Perdamaian dipaksakan dengan menakut-nakuti pihak yang lain. Pada sayap sebuah pesawat pembom terdapat tulisan: “Peace is our professsion” = damai adalah pekerjaan kami. Bayangkan,
pesawat pembom dikatakan pesawat pembawa Damai.
Kita sering
mengartikan perdamaian dengan kalimat: “Tidak ada perang, tidak ada kerusuhan”,
tetapi teror jalan terus = adu domba
sudah biasa kita lakukan = usaha menyebar issu kita pikir tidak apa-apa karena
memang tidak dibeli koq = mematikan kreativitas sesama berjalan tanpa satu
sikap kemanusiaan yang bermartabat. Kita merasa malu jika anggota keluarga kita
dipermalukan Namun kita lalai untuk koreksi diri malah terus membenci sesama.
Damai macam
demikian hasilnya: “Tidak menentu = terus memprihatinkan nurani = mudah merebak
menjadi kerusuhan. Lalu sama-sama kita berteriak: “Terkutuklah
hidup ini !”
Saudara/i…..Ketika berhadapan dengan
KESULITAN biasanya kita sendiri yang bertarung.
Dan dalam suasana seperti itu maka NURANI KITA YANG BENING terus
memberontak penuh Tanya: Dimanakah aku menggenggam sepotong damai bagi hidupku? Ke mana aku menemukan secercah TERANG SEJATI yang dapat menerangi kecemasan
batinKU?
Di mana aku
menemukan secercah TERANG untuk hidup sehari? Dari mana aku mendapatkan damai
yang mengalir dari kehidupan yang penuh persaudara dan rasa persahabatan? Masih mampukah saya berkata-kata seperti Joesandi: Terang terus…..terus terang….
Ibu-bapa…..umat
yang dikasih Tuhan,
Damai
sejati hanya dapat ditemukan dalam Tuhan Sang Pencipta. TERANG keselamatan Allah
hanya dapat tumbuh di tengah kita JIKA
kita semua merasa bahwa kita milik kepunyaan-TUHAN,
kita menerima Dia ketika mencintai sesama kita.
TERANG sejati
baru akan bercahaya dalam hidup kita ketika
kita BERANI menghayati INCARNASI = Allah menjadi manusia dengan melahirkan perubahan SIKAP HIDUP. IKHLAS
Melayani. JUJUR dalam pekerjaan kita sbg
anggota keluarga PT PLN. Dan BERTANGGUNGJAWAB dalam hal-hal kecil. Seperti
ketika isteri sakit maka bapalah yang bertanggungjawab untuk urusan dapur.
Bukan ketika isteri sakit maka bapa berdoa begini: Tuhan…..Isteriku
ini sudah lama sakit. Tolong Tuhan, jamah dia
Tuhan. Terjadilah padanya menurut kehendakMu. Maka Kalau dia mau mati –
matilah. Tidak apa-apa. Dan…. jika dia mau hidup maka hiduplah – saya senang.”
Ibu-Bapa
dan saudara/i….. Mari kita menjadikan TERANG & Damai Natal untuk
mewujudkan kebersamaan dalam:
n Keluarga: Kita adalah pembawa TERANG bagi anggota keluarga
kita sendiri. Terang Natal baru menjadi
TERANG setelah Perayaan ini. jika tidak mampu jadi TERANG bagi sesama, maka jadilah Cahaya Cinta Tuhan jika tidak sama sekali MAKA:
=Jangan pernah
merasa kasihan
karna PINTU-2 rumah di Bethlehem tertutup rapat bagi Sang JURUSELAMAT, kalau
saja kota Betlehem HATI kita sendiri
tidak punya Ruangan untuk: Anggota
Keluarga sendiri. Kepada ANDA Damai Natal hari ini turun mencahayai NURANImu.
n Tempat Kerja: Bagaimana damai Natal ditularkan di tempat kerja.
Menerima teman, menghargai atasan, pandai mendekati bawahan. Sebagai anggota
satu organisasi. Apakah saya suka menelanjangi sesama, merampas status,
tidak suka sesama berkembang? MAKA…..
= Jangan merasa kasihan karna PINTU-2
rumah di Bethlehem tertutup rapat bagi Sang JURUSELAMAT, kalau saja kota Betlehem HATI
kita sendiri tidak punya Ruangan untuk:
TEMAN dan MITRA KERJA kita sendiri: Karna kita lebih senang dengan KEBANGGAAN Status.
Ibu-bapa…..
Ada sebuah cerita tentang bagaimana mewujudkan
kebaikan dan Kesetiaan yang menyelamatkan:
Di tengah
laut lepas, terdapat sebuah pulau kecil terpencil - bukan di kepulauan kita -
Penduduk pulau itu memiliki tradisi dan
peraturan yang amat ketat, kaku. Jika
melanggar aturan maka bayarannya nyawa. Pada suatu hari, seorang perempuan
yang telah bersuami kedapatan Selingkuh dengan seorang bapa yang terkenal genit
di pulau itu ketika suaminya sedang melaut di pulau lain.
Maka sesuai
hukum adat yang berlaku, perempuan itu Mesti dilemparkan ke dalam jurang maut
di tepi pantai pulau itu. Tapi berhubung suaminya belum juga kembali, maka
hukuman pun ditunda. Sementara pihak keamanan menahan sang perempuan itu.
Ketika sang
suami kembali dari laut, serta-merta para tua adat menyampaikan peristiwa
memalukan itu kepada sang suami. Maka apa reaksi sang suami….. Diam seribu bahasa. Tinggal 3
hari lagi istrinya akan dilemparkan ke jurang maut itu. Si suami diberi
kesempatan berpamitan dgn istri buat
terakhir kalinya. Tawaran para tua adat tidak
dilayani sang suami.
Malah
sebaliknya, dengan senang hati sang suami balik ke pantai sambil membawa
bahan-bahan untuk memasang jala = jaringan. Ia berlayar menuju jurang maut itu,
lalu memasang jaringan. HATI SUAMI ITU DICAHAYAI TERANG CINTA KASIH SEJATI.
Tepat…pada
hari ke-3 semuanya selesai. Dan saat pelaksanaan hukuman pun tiba. Penduduk
pulau kecil itu semua pada cemas - merasa kasihan oleh karena sang istri tidak
sempat berpamitan dengan suami. Di kaki jurang maut itu, sang suami berharap
cemas agar istrinya tidak dibuang ke tempat lain. Di hadapan para tua adat sang
istri memohon agar waktu hukuman ditunda dulu, biar ia berpamitan dan minta
maaf kepada sang suami. Namun …rasa haru dan kasihan tidak mampu membendung
otoritas hUkum adat. Wanita itu segera dilempar ke jurang maut itu.
DAN … apa yang terjadi
di kaki jurang itu? Perempuan itu
jatuh persis - tepat pada jala = jaringan yang telah dipasang suaminya….Sang suami segera pergi dan
merangkul istrinya, mereka bahagia. Istri
selamat dan suaminya merasa damai. Mereka lalu mulai dengan hidup baru.
Ternyata cinta dan kesetiaan sejati mampu mengalahkan otoritas apa pun di dunia
ini. Ternyata: TERANG Kasih Allah lebih kuat cahayaNya dari pada Terang
otoritas duniawi.
Ibu-bapa…. Pesan Cerita pendek di atas adalah SIKAP DAN HATI sang suami yang telah DITERANGI OLEH CINTA
KASIH. DIA adalah Suami yang suka memberi MAAF. Suami yang memiliki Tangan
terbuka untuk memasang jaringan
keselamatan bagi istrinya. Ternyata
Kebaikan dan kesetiaan sang Suami tidak hanya berupa KATA-KATA, lipservice
TAPI perbuatan nyata = Tindakan
keselamatan DEMI kebahagiaan SANG KEKASIH HATI. Itulah TERANG TUHAN yang menerangi
hati, pikiran dan Kehendak kita untuk MELAKUKAN tindakan MENYELAMATKAN sesama. Itulah
NATAL dalam KESEHARIAN HIDUP KITA. Itulah wujud TANGGUNGJAWAB KITA kepada orang
lain.
Ibu-bapa…… Merayakan Natal,
sesungguhnya kita merayakan K e s e t i
a a n DAN TINDAKAN Allah UNTUK MENERANGI HATI DAN HIDUP kita manusia dalam
dunia yang suram dan gelap. Lihatlah, hanya Allah-lah yang
memasang JARING = JALA KESELAMATAN agar
manusia tidak binasa dalam jurang dosa. Sesungguhnya Allah yang kita imani adalah
Allah yang setia untuk MENCAHAYAI HATI MANUSIA AGAR MAU MENCINTAI SESAMANYA.
Maka sebetulnya kata-kata nabi
Yesaya bukanlah kata-kata OMONG KOSONG : “Bangsa yang berjalan dalam kegelapan
telah melihat terang yang besar;
mereka yang berdiam di negeri kekelaman, atasnya
terang telah bersinar. Besar kekuasaanNya dan damai sejahtera tidak akan
berkesudahan…” SELAMAT
MERAYAKAN NATAL – TERANG CINTA KASIH DAN BERKAT TUHAN BAGIMU. ***