ANTARA SALIB DAN KEBANGKITAN
ADA APA ?
A. Terlahir Dalam Beban Salib
·
Ia dilahirkan di dalam gua = memalukan. Yang memalukan
itu selalu membawa penderitaan batin karena ketika hendak bersaksi tentang diri
dan Berita Gembira akan tersandung pada
sejarah masa lalu.
·
Kemungkinan dikatakan sebagai anak HARAM. Yang haram itu
memalukan. Selalu membawa penderitaan
batin karena diomeli sebagai anak haram.
·
Anak Tuhan koq mengungsi ? Keberanian untuk bersaksi
tentang diri sebagai anak Allah kemungkinan tersandung pada realitas masa lalu
karena menyadari seolah Allah Bapa-Nya tak membela Dia dari ancaman Herodes.
Malu...mas anak Allah koq tidak dibela Allah ?
·
Menyadari, ternyata dirinya hadir di tengah sebuah
keluarga Tukang Kayu miskin. Normalnya bila membandingkan status sebagai anak
Allah yang mesti tinggal di istana tapi kenyataan tinggal di rumah yang biasa
saja. Lagu ia tersandung oleh realitas ini. Tersandung itu kadang memalukan dan
memalukan itu membawa penderitaan.
B. Keliling dan
Mengajar dengan Memikul Salib Bathin
·
Yohanes yang dianggap nabi oleh kaumnya ditangkap.
Membuat Yesus menyingkir ke Galilea dan tentu Ia pergi dengan was-was. Sikap was-was selalu memberi beban
tersendiri bagi bathin. Yesus yang sedang dalam keadaan batin yang was-was dn
tidak tenang kok bisa mengajar begitu cemerlang di Galilea tentang
13 topik aktual antara lain : Kotbah di
Bukit dengan 8 Sabda Bahagia, tentang Garam dan Terang, Hal memberi sedekah,
Hal berdoa, Hal berpuasa, Hal mengumpulkan harta, Hal kekuatiran, Hal
menghakimi, Hal yang kudus dan berharga, Hal pengabulan doa, Jalan Yang benar,
Hal Pengajaran sesat, Dua macam Dasar, Hal mengikuti Yesus selanjutnya Yesus
mengajar dalam perumpamaan dan mengadakan mujizat-mujizat.
·
Ia dianggap penghujat Allah (Saat ia menyembuhkan orang
yang lumpuh) = Percayalah hai anaku
dosamu sudah diampuni. Kata
beberapa orang Ahli Taurat “ Ia menghujat Allah”. (Mat. 9:1-8). Yakin akan belaskasihan Allah
koq dianggap menghujat Allah.
·
Ia dianggap Agen
setan oleh para Ahli Taurat ketika ia menyembuhkan seorang yang bisu (9:32-34).
Berbuat baik koq dianggap agen setan.
·
Ia dinggap
melanggar peraturan hari sabat. Ketika ia menyembuhkan orang yang mati
tangannya (Mat. 12:9-15) Yesus menyindir mereka dengan ungkapan “Kalau pada hari sabat lembu dan dombamu
jatuh dalam lobang tidakah kamu akan menangkap dan mengeluarkannya ? Bukankah
manusia lebih berharga dari pada domba ? Karena itu boleh berbuat baik pada
hari sabat. Sindirn ini membuat mereka sakit hati karena itu mereka
sekongkol untuk membunuh dia -------- Lucu koq mau berbuat baik malah mau
dibunuh.
·
Ditolak di
Nazareth = Tak ada beban yang paling berat selain ditolak di kampung sendiri
(Mat. 13:53-58).
Ternyata Yesus dan ziarah
pelayanannya dominan diwarnai dengan realitas salib. Selama mengajar dan
menyembuhkan orang sakit Yesus lebih banyak memikul salib bathin. Jadi
sebenarnya Yesus mengalami pembunuhan
secara actual sejak awal, dari pada
pembunuhan langsung yang akan dialami kemudian. (Pembunuhan
actual secara moral)
C. Masuk Yerusalem dan Siap Memikul Salib Fisik
·
Ketika masuk Kota
Yerusalem Yesus diterima layaknya seorang Raja. Lama orang Yerusalem mendengar
siapa itu Yesus yang lebih banyak mengajar dan menyembuhkan orang sakit di Galilea. Penduduk Yerusalem ingin
tahu orang seperti apakah Yesus itu ?
·
Tapi sayang….ternyata
Yesus tidak langsung menebar pesona. Ia malah membuyarkan pesona orang
Yerusalem atas diri-nya dengan tindakan yang begitu berani yaitu mengusir semua
orang yang berjual beli di halaman Bait Allah.
Sebuah tradisi yang lama berlaku mau dihilangkan karena bagi Yesus Orang
Yerusalem telah menghidupi sebuah kebiasaan yang salah. Keberanian Yesus
didorong oleh nuraninya yang bening dan pikiran yang jernih karena kebiasaan yang
dihidupi itu ternyata tidak sesuai
dengan kepantasan yang harus diberikan kepada Allah.
·
Yesus lalu mengajar seperti biasa, tetapi ia sadar bahwa
daya pesona orang Yesusalem terhadap dirinya agak menurun gara-gara tindakannya
di bait Allah.
·
Namun Yesus tidak mau melayani hanya karena ingin dipesonai atau dikagumi tetapi ia lebih
mementingkan Misi Utama kedatangan-Nya ke dunia ini yaitu : Mewartakan Kerajaan Allah dan Mengungkapakan Belaskasihan
Allah kepada umat manusia.
·
Setelah mengusir orang di Bait Allah Ia secara
berani mengajar tentang :
Ø Pentingnya memiliki Tobat
dalam Hidup (Mat. 21:28-32 Perumpaman tentang Dua orang anak).
Ø Tentang Kerajaan Allah
yang harus dihayati dalam hidup ini (Perumpamaan : Penggarap-penggarap kebun
anggur, perumpamaan tentang Perjamuan kawin, Perumpamaan tentang gadis
bijaksana dan gadis bodoh dan perumpaman
tentang talenta.
Ø Yesus juga mengajar
tentang peran hidup sebagai warga negara
yang harus memberi kewajiban kepada negara dengan membayar pajak dan
juga supaya orang jangan lupa bahwa ia pun adalah warga Kerajaan Surga karena
itu harus memberi apa yang menjadi hak Allah. (Steven Pinker dalam Bukunya The Blank Slate Bicara tentang setiap
orang punya 2 KTP).
Ø Tentang Kebangkitan (Mat.
22:23-32 pertanyaan orang saduki)
Ø Tentang Hukum yang
terutama (Mat.22:34-40) = Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan
segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu)
Ø Kotbah tentang akhir
zaman yang kemudian diakhiri dengan konspirasi untuk menangkap, menyiksa dan
membunuh Dia.
·
Dan mereka memang berhasil mengangkap Dia, selain
difasilitasi oleh
Yudas salah seorang murid-Nya yang sepertinya menghedaki
agar Yesus harus lebih menunjukan kuasa ke-Allahannya dari pada bertindak
biasa-biasa saja. (Sering kita menggebu-gebuingin melihat hasil lalu akhirnya membenarkan
segala cara)
·
Tetapi juga itu merupakan rencana serius dari orang-orang
Farisi dan para Ahli Taurat yang
diwarnai dengan dendam kental atas sikap konsisten Yesus dalam mengajar dan
melakukan perbuatan kasih yang tunjukan
sejak awal.
·
Yesus sungguh menunjukan keseimbangan antara apa yang ia
katakan dengan apa yang ia buat. Berbeda dengan para Ahli Taurat dan Orang
Farisi yang saleh pengajarannya tetapi bobrok sikap hidup dan perbutannya. (Lagu Richardo Archonya --- Yesus Adalah Kata Kerja bukan
Kata Benda).
·
Ia menderita (dipukul, diludahi, disiksa, dipaksa pikul
salib ke Golgota).
·
Ia mati (di atas salib)
·
Ia bangkit pada hari yang ketiga.
D. Antara Salib dan Kebangkitan Ada Apa
?
Jawabannya
: Ada Kebajikan-kebajikan yang ditinggalkan oleh Yesus untuk kita. Yesus meminta kita agar
seluruh hidup kita tetap diwarnai dengan warisan-warisan yang kita namakan
Kebajikan. Kalau begitu apa saja
kebajikan-kebajikan itu ?
·
Kesabaran = Sabar berarti mengerti tentang mengapa
tantangan, masalah, persoalan dan penderitaan itu menimpah saya ? Bila tahu
sebab munculnya maka kita tidak akan gegabah mempersalahkan orang lain dan diri
sendiri.
·
Rendah hati = Rendah hati berarti memiliki kesadaran
bahwa saya bukan superman, saya bukan pribadi maha sempurna. Saya tahu bahwa
orang lain itu penting bagiku. Mereka mempunyai sesuatu yang saya tidak saya
miliki karena itu saya membutuhkan mereka agar saya disempurnakan.
·
Perhatian = Perhatian berarti menempatkan orang lain
dalam hati kita. Menempatkan orang lain dalam hati
mengandaikan kita memiliki kadar cinta yang cukup dan karena itu dapat dibagi
pada sesama.
·
Peka = Peka berarti pandai membaca apa yang sungguh
dialami orang lain. Orang yang peka adalah orang yang memikik mata hati dan
telinga hati sehingga ia tak mampu untuk membiarkan orang lain terlunta dalam
penderitaan atau kesulitan.
·
Belarasa / Compassio = Belarasa berarti kepekaan untuk
membuat pengandaian berdasarkan prinsip SOROT BALIK yaitu ”seadainya dia yang
menderita adalah saya bagaimana perasaan saya?”. Perasaan seperti inilah yang
menggerakan hati untuk bertindak menolong dan membantu orang (Misereor
Superturbam).
·
Mengampuni = Mengampuni berarti melepaskan ikatan yang
membelenggu jiwa, hati dan seluruh perasaanku. (Lewis Smedes mengatan = mengampuni atau memaafkan adalah kekuatan
yang membebaskan).
·
Membangkitkan = membangkitkan berarti membawa kehidupan
atau semangat baru bagi sesama. Kita
perlu menciptakan susana kebangkitan dalam kehidupan bersama dan sedapat
mungkin menghindarkan suasana saling menyalibkan di komunitas-komunitas kita. Realitas
penyaliban akan menghambat kita dalam merealisasikan kebajikan-kebajikan yang
kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar